Saturday, December 19, 2015

MEMERAH ASI



Memerah ASI
“Payudara saya sudah bengkak tapi bayinya masih tidur nyenyak, apa yang harus saya lakukan, pompa dulu atau tunggu bayi bangun dan susui langsung?”
“Kalau asi dipompa dulu apakah nanti saat menyusu langsung bayinya masih mendapat cukup asi?”
“Kalau sudah disusui apakah masih ada asi yang bisa dipompa lagi?”
Pertanyaan-pertanyaan di atas kerap ditanyakan oleh ibu menyusui (busui). Kekhawatiran akan “kosong” nya ASI di payudara setelah dipompa sampai “terasa kosong”. Namun urusan perah-memerah asi memang tak bisa dilepaskan dari aktivitas rutin ibu menyusui. Tak hanya bagi ibu bekerja, memerah atau memompa ASI juga dapat berguna bagi ibu rumah tangga atau ibu yang bekerja dari rumah sekalipun.
Manfaat memerah ASI
Banyak sekali kegunaan memerah asi, diantaranya:
  1. Mengurangi bengkak, sumbatan, atau stasis ASI,
  2. Memberi makan pada bayi yang memiliki kesulitan menyusu di payudara,
  3. Memberi makan pada bayi yang menolak menyusu,
  4. Memberi makan pada bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah atau bayi premature yang tidak bisa menyusu,
  5. Memberi makan bayi sakit yang tidak dapat mengisap ASI dengan cukup,
  6. Menstimulasi hormon prolaktin, yakni hormon yang berperan dalam memproduksi ASI,
  7. Mempertahankan suplai asi ketika ibu atau bayi sakit,
  8. Sebagai stok ASI Perah (ASIP) ketika ibu bekerja,
  9. Membantu bayi melekat pada payudara yang penuh atau bengkak,
  10. Membantu meningkatkan produksi ASI pada relaktasi atau induced lactation.
Sebagai gambaran umum yang tertuang dalam beberapa pertanyaan umum di atas, tak ada salahnya kita simak terlebih dahulu bagaimana cara kerja payudara dalam memproduksi ASI. Prinsip utama dalam produksi asi adalah supply = demand. Dimana supply adalah produksi, demand adalah permintaan. Jadi, semakin banyak permintaan ASI kepada payudara, maka payudara akan memproduksi ASI semakin banyak juga. Apa yang dimaksud dengan permintaan? Dalam hal ini permintaan adalah jumlah ASI yang dikeluarkan, baik melalui cara bayi menyusu langsung dan juga diperah (atau dipompa).
Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, payudara masih menyesuaikan diri antara produksi ASI dengan yang dibutuhkan bayi. Seringkali ketidaksesuaian antara produksi ASI dan kapasitas lambung bayi yang masih sangat kecil, seringkali menimbulkan nyeri bahkan payudara bengkak. Setelah lewat masa ini, produksi ASI akan menyesuaikan dengan kebutuhan (sebanyak yang disusui atau diperah).
Karena ukuran lambung bayi baru lahir masih sangat kecil (sebesar kelereng), maka kebutuhannya sekali menyusu sangat sedikit. Jika tidak dibarengi dengan aktivitas memerah asi secara rutin, maka di minggu ketiga setelah melahirkan, produksi ASI akan “berkurang” sesuai dengan yang disusui saja. Untuk itu, produksi ASI perlu dipertahankan/ditingkatkan dengan cara diperah.
Banyak ibu juga cenderung merasa jika payudara bengkak adalah pertanda bahwa produksi ASI melimpah. Padahal, jika payudara sampai bengkak maka akan mengeluarkan hormon inhibitor yang berfungsi menghambat produksi ASI. Maksudnya “baik”, untuk mencegah payudara agar tidak lebih bengkak dan menimbulkan penyakit lanjutan. Namun, hal tersebut menghalangi pabrik ASI untuk memproduksi lebih banyak ASI, karena pabrik ASI masih penuh.
Apa yang perlu dilakukan? Pertama, ketika bayi tidur lama (lebih dari 2 jam) adalah segera perah atau pompa ASI-nya. Jangan tunggu sampai payudara bengkak atau sampai  bayi terbangun. Memerah ASI tidak akan membuat bayi kekurangan ASI pada saatnya nanti disusui. Justru dengan melakukan ini payudara akan membaca sebagai double demand karena diperah dulu dan juga beberapa saat kemudian disusui langsung. Keuntungannya, produksi ASI jelas akan semakin meningkat.
Payudara tidak akan pernah benar-benar kosong. Kemampuan aktivitas “memerah dan memompa” dalam mengosongkan payudara tidak lebih efektif dibanding dari bayi mengeluarkan ASI dari  payudara dengan menyusu langsung. Malah, bayi yang paling lapar sekalipun hanya mampu mengosongkan payudara paling banyak 70% saja. Jadi tidak perlu khawatir kehabisan ASI di payudara jika melakukan aktivitas memerah dan menyusui dalam waktu yang berdekatan, bahkan bersamaan.
Begitupun jika bayi keburu bangun dan harus segera menyusui. Setelah selesai menyusui, ibu bisa dapat segera memerah ASI lagi. Hal ini berguna untuk mengosongkan payudara setelah bayi menyusu langsung,  karena kapasitas lambung bayi yang masih kecil, sehingga belum optimal dalam mengosongkan payudara. Selain mencegah payudara menjadi bengkak, kegiatan ini juga merupakan cara efektif untuk semakin memperbanyak produksi ASI ibu.
Merangsang Hormon Oksitosin
Memerah ASI dapat lebih efektif jika ibu terlebih dahulu merangsang hormon oksitosin sebelum memerah. Oksitosin yang telah terangsang, secara kasat dapat dirasakan ketika kita merasakan LDR (let down reflex) atau yang disebut dengan refleks semburan asi, ketika asi mengucur keluar begitu saja dari payudara disertai rasa “nyuut” atau ngilu pada payudara.
Cara mudah merangsang hormon oksitosin antara lain:
  1. Ibu memerah ASI di tempat yang tenang, duduk nyaman, sendirian atau bisa dengan teman atau keluarga yang mendukung
  2. Mendekap bayi dalam keadaan kontak kulit jika memungkinkan
  3.  Melihat foto atau video bayi
  4.  Mendengarkan suara bayi
  5.  Mencium bau tubuh bayi (dari bajunya)
  6.  Minum air hangat
  7. Mengompres payudara dengan air hangat atau mandi dengan air hangat
  8.  Merangsang puting susu (menarik lembut, memutar, mengilik-ngilik dari balik bra)
  9. Memijat atau mengusap payudara dengan ringan
  10. Meminta seseorang untuk memijat punggungnya atau melakukan pijat oksitosin
  11. Melakukan tehnik hypnobreastfeeding, tehnik pernafasan untuk relaksasi, atau tehnik visualisasi dengan menutup mata kemudian membayangkan asi nya mengalir deras bagaikan air mancur
Cara-cara praktis di atas dapat dilakukan setiap kali memerah asi, baik itu saat bersama bayi maupun saat meninggalkan bayi. Apapun itu, tak perlu khawatir kekurangan asupan bagi bayi jika payudara sudah terlebih dahulu diperah atau dipompa. Justru, akan memperbanyak produksi ASI dengan sering-sering memerah dan memompa.
Jadi, memerah dan memompa bukan pilihan, tapi dapat dilakukan secara beriringan, bahkan bersamaan. Happy breastfeeding  (aimi/elvira)

Saturday, November 7, 2015

Membersihkan botol kaca untuk menyimpan ASI dan peralatan makan dan minum bayi dengan menggunakan Sterilisasi air dingin (cold water sterilization).


  1. Peralatan yang digunakan adalah bahan kimia untuk sterilisasi berupa padatan atau larutan yang tidak toksik atau tidak beracun (umumnya sodium hipoklorit). Dipasaran juga tersedia produk bermerek seperti Chicco Cold Water Sterilizer atau bentuk tablet produk merek Mothercare
  2. Masukkan botol kaca atau peralatan makan dan minum bayi lainnya ke dalam wadah, tuangkan air matang dingin hingga semua peralatan terendam, masukkan tablet atau cairan ke dalam air.
  3. Diamkan selama 30 menit agar sterilisasi efektif, sehingga  botol atau peralatan lain dapat digunakan kembali. Peralatan atau botol penyimpan ASI dapat dibiarkan tetap terendam didalam larutan sterilisasi hingga 24 jam agar tetap terjaga sterilisasinya. Larutan Untuk proses sterilisasi ini harus dibuat lagi untuk proses sterilisasi yang baru agar tetap terjamin.selengkapnya : http://www.tipscaraterbaik.com/cara-membersihkan-botol-penyimpan-asi.html#sthash.49nGjmks.dpuf

Floor time (Bermain di Lantai)

Bermain di lantai (floor time)

bercanda bareng kakak
main kuda kudaan
bermain lego
belajar mewarnai

Sebenarnya bagaimana cara menstimulasi perkembangan otak dan saraf anak? Apakah harus dengan mainan atau cukup dengan memberikan nutrisi yang baik saja? Untuk perkembangan otak anak, bayi membutuhkan asupan zat besi, lemak dan kolesterol, DHA, glycoprotein dan gangliosida. Semua zat itu terdapat pada air susu ibu (ASI).Perkembangan otak.tidak hanya dengan nutrisi tetapi juga harus dengan stimulasi atau anak diajak bermain.

Stimulasi ini diperlukan agar sinaps (sambungan antarsaraf dalam otak) dapat terus berkembang. Sinaps yang tidak digunakan karena kurangnya stimulasi akan spontan menghilang.

 Seiring perkembangan anak, pemberian nutrisi dan stimulasi harus seimbang. Kedua hal tersebut harus terus diberikan selama periode emas si anak, atau pada tiga tahun pertama. Pada saat itulah otak tumbuh dan berkembang sangat pesat. Stimulasi yang baik juga dapat merangsang perkembangan semua sistem sensorik dan motorik anak.

 tujuan memberikan stimulasi pada bulan-bulan pertama di antaranya mengembangkan minat terhadap suara, sensasi, penglihatan, dan untuk menenangkan diri. Setelah itu untuk membangun komunikasi dua arah antara si anak dan orangtua atau orang lain.

Bermain di lantai atau floor time merupakan salah satu metode untuk menstimulasi perkembangan anak. karena dengan cara ini anak merasa lebih nyaman. orang tua dipaksa sejajar dengan anak sehingga tidak memaksa anak menengadah untuk berkomunikasi, yang memberikan pengaruh buruk pada mata anak-anak.

Melalui floor time, anak akan terlatih atensinya terhadap sesuatu dan memberikan kedekatan emosi dengan orangtuanya. Saat bermain dengan anak, tidak perlu menggunakan mainan yang mahal. untuk melatih pendengaran, bisa digunakan mangkuk plastik yang dipukul pukul, atau kertas yang diremas remas, sehingga mendorong anak untuk mencari darimana asal bunyi itu. Untuk melatih penglihatan, bisa digunakan mainan atau benda yang berwarna terang, diperlihatkan kepada anak, kemudian digeser atau dipindah, jika respon anak baik ia akan mengikuti benda itu atau berusaha meraih benda itu.

Saat si anak seperti menolak benda yang kita berikan, itu berarti dia takut atau tidak suka dengan benda itu. ''Kalau sudah begini jangan dipaksa, karena bisa-bisa anak akan ketakutan dan terus terbayang sampai besar,''

  saat bermain dengan anak, orangtua harus bersabar dan jangan mengharapkan anak mempunyai berbagai kemampuan sekaligus. Mainan yang diberikan saat bermain jangan semuanya dikeluarkan dan disodorkan kepada anak. Mainan seharusnya dikeluarkan satu per satu, dan biarkan si anak menelaah mainan itu. Setelah dirasa cukup, baru mainan diganti yang lain.selain itu, ikuti alur yang diinginkan anak, jangan memaksakan aturan bermain versi kita atau membantah peraturan anak. Saat anak memegang gagang telphone mainan, coba kita ikuti alur cerita yang di buat, kita pura pura menjawab telphone dan seolah olah berbicara dengan dia. atau coba gali informasi darinya dengan pertanayaan "adik sedang menelphone siapa?" bila dia menjawabmenelphone nenek,coba tambahi pertanyaan nenek ngomong apa? dan pertanyaan lainya yang merangsang dia untuk terus berimajinasi.Dengan metode ini, anak juga dapat berbagi perasaan dengan orang lain, berekspresi (merangsang emosi).

saat anak bermain sesuatu dan memukul mainan tersebut. Ketika dia merasa kesakitan, sambil menangis dia julurkan tangannya kepada kita. Saat itulah, dia ingin berbagi perasaan. ''Kita harus tanggap untuk langsung berinteraksi,'' 

Bunda bekerja tetap bisa memberikan ASI

Siapa bilang orang tua yang bekerja di luar rumah tidak bisa memberikan ASI Ekslusif pada anaknya? Pasti bisa, jika memiliki pengetahuan dan dukungan yang cukup dalam manajemen laktasi. Ya, pengetahuan dan dukungan diperlukan agar proses pemberian ASI Eksklusif pada bayi yang kedua orang tuanya bekerja tidak memiliki hambatan yang berarti. Oleh karena itu, penting sekali untuk mendapatkan pengetahuan dan dukungan ASI Eksklusif dari lingkungan keluarga hingga lingkungan pekerjaan sejak sebelum melahirkan.
Mengapa saya gunakan kata orang tua, bukan ibu? Padahal yang memproduksi ASI kan ibu? Karena proses pemberian ASI tidak hanya melibatkan ibu dan bayi saja. Ayah memiliki peranan penting dalam mensukseskan pemberian ASI. Apa peranan ayah? Yang pertama tentu memberi dukungan penuh pada istrinya memberikan ASI Ekslusif pada bayi mereka. Yang kedua melindungi istri dan bayi, jika ada pihak yang kontra terhadap pemberian ASI. Yang ketiga, bersama-sama istri merawat dan mengasuh bayi.
Keterlibatan ayah dalam pemberian ASI, akan meningkatkan kepercayaan diri ibu dan lingkungan. Dengan demikian, ibu akan terhindar dari rasa tidak percaya diri, kuatir, gelisah yang dapat mengakibatkan turunnya produksi hormon oksitosin. Hormon oksitosin merupakan hormon penting untuk pengaliran ASI. Turunnya produksi hormon ini dapat berakibat pada turunnya produksi ASI akibat pengaliran ASI yang kurang lancar.
***
Saat ini, sudah banyak orang tua yang berhasil memberikan bayi mereka ASI Ekslusif, meskipun kedua orang tua bekerja. Bahkan banyak pula yang mampu meneruskan menyusui hingga anaknya berusia dua tahun atau lebih. Semua itu mungkin dilakukan jika ibu mendapatkan informasi yang benar mengenai pemberian ASI maupun penggantinya (susu formula, dan berbagai jenis cairan lain) sejak masa kehamilannya.
Dengan mendapatkan informasi yang benar, manfaat dan risikonya, maka ibu dan ayah dapat memilih akan memberikan nutrisi apa pada anaknya dengan kesiapan untuk menanggung risikonya. Sebagian besar orang tua (ibu dan ayah) yang gagal memberikan ASI pada anaknya adalah karena ketidak tahuan bahwa pengganti ASI memiliki berbagai macam risiko kesehatan yang cukup tinggi bagi anaknya, saat ini hingga ia dewasa kelak.
Oleh karena itu, pengetahuan dasar yang perlu diketahui oleh orang tua adalah apa manfaat ASI? Manfaat ASI banyak sekali, dan tidak ada efek samping yang buruk sama sekali. Meskipun ibunya sedang sakit. Atau bayinya sedang sakit. ASI akan mempercepat kesembuhan ibu maupun bayi. Dan, masih banyak manfaat ASI lainnya.
***
Jadi, apa sih yang perlu dipersiapkan orang tua yang bekerja agar anak-anaknya bisa mendapatkan ASI Ekslusif?
Kuatkan NIAT! Pahami alasan-alasan mengapa harus tetap memberikan ASI. Yakinkan diri dan lingkungan terhadap manfaat-manfaatnya, terutama untuk kesehatan ibu dan bayi, serta menjaga “bonding” ibu dan bayi, meskipun ibu harus bekerja.
Bulatkan TEKAD! Siapa saja yang perlu membulatkan tekad? Ayah dan ibu harus satu kata. Setelah itu apa? PERCAYA DIRI! Caranya bagaimana? Dengan mengikuti edukasi atau mencari informasi yang sebenar-benarnya, dan mencari atau membentuk dukungan untuk memberikan ASI Ekslusif.
Apabila rasa PERCAYA DIRI untuk menyusui sudah kuat, maka langkah kedua adalah memantapkan KOMITMEN! Jika sudah berkomitmen kuat, maka pastikan langkah ketiga ini Anda lakukan: MULAI DENGAN BENAR.
Bagaimana memulai dengan benar?
1) Inisiasi menyusu Dini (IMD),
2) Rawat Gabung 24 jam,
3) Hanya ASI saja, dan
4) yang terpenting susuilah dengan SEPENUH HATI!
Nah, jika pemahaman sudah sampai tahap ini, maka bagi orang tua yang bekerja perlu mempersiapkan segala sesuatunya, agar ketika ibu mulai masuk bekerja sudah memiliki stok ASI Perah (ASIP), sudah memiliki kemampuan manajemen laktasi yang baik, sudah memiliki pengasuh yang handal dan dapat dipercaya untuk mengasuh dan memberikan ASIP.
Apa saja persiapan yang perlu dilakukan?
Persiapan saat hamil
  • Rencanakan porsi cuti melahirkan lebih lama ketika bayi sudah lahir.
  • Beritahukan rencana Anda untuk tetap memberikan ASI ketika sudah kembali bekerja.
  • Periksa juga apakah ada ruangan yang bisa digunakan untuk memerah ASI.
  • Mintalah dukungan pada rekan-rekan kantor, atasan, dan juga serikat pekerja yang ada.
  • Bergabunglah dengan organisasi/kelompok pendukung ibu-ibu ASI.
  • Belajarlah cara memerah ASI dengan tangan, atau mulai mencari breastpump (pompa ASI) yang sesuai.
  • Pertimbangkan pilihan cara/pekerjaan yang dapat mensukseskan pemberian ASI. Mulai dari pilihan jenis pekerjaan (jika ada) paruh waktu atau penuh waktu.
  • Kemudian pilihan cara pengantaran ASIP, apakah dibawa oleh Anda sendiri ketika pulang kerja, atau menggunakan jasa pengantaran ASIP untuk dikirim ke rumah.
  • Mantapkan komitmen Anda untuk terus memberikan ASI pada sang buah hati, walaupun harus kembali bekerja.
Persiapan setelah melahirkan
  • IMD secara langsung minimal 1 jam setelah kelahiran.
  • Perbanyak kontak kulit dengan bayi.
  • Istirahat yang cukup, relaks, dan fokuskan diri Anda untuk memantapkan kegiatan menyusui.
  • Tingkatkan pasokan ASI Anda denganmenyusui bayi sesuai dengan pemintaan.
  • Perah ASI di sela-sela setelah menyusui.
  • Hindari pemberian ASIP menggunakan dot, karena berisiko terkena gejala “bingung puting”.
  • Belajar untuk memberikan ASIP kepada bayi dengan menggunakan metode selain dot: cangkir, pipet, sendok kecil, dsb.
  • Pilih dan latih pengasuh bayi yang juga mendukung pemberian ASI.
  • Mantapkan teknik memerah ASI dengan tangan, atau menggunakan pompa ASI.
  • Mulai menabung ASIP 1 bulan sebelum mulai masuk kerja. Simpan ASIP sesuai dengan tata cara yang benar.
  • Konfirmasikan kembali dengan pihak kantor / atasan anda mengenai rencana Anda untuk tetap memberikan ASI. Serta informasikan jadwal dan lokasi Anda akan memerah ASI.
  • Jika memungkinkan, gunakan 1 hari untuk uji coba meninggalkan bayi di rumah dengan pengasuh, dan Anda melakukan aktifitas perjalanan dari rumah ke kantor dan sebaliknya . Serta aktifitas memerah dan menyimpan ASIP di tempat kerja.
Persiapan ketika sudah kembali bekerja
  • Pertimbangkan untuk kembali bekerja pada hari Kamis, agar lebih mudah bagi Anda dan bayi untuk menyesuaikan ritme baru, karena hari sabtu sudah bisa bersama lagi.
  • Persiapkan segala kebuthan esok hari, pada malam hari sebelumnya.
  • Susui bayi Anda sebelum berangkat ke kantor.
  • Usahakan agar perpisahan dan pertemuan kembali dengan bayi dilaksanakan dalam suasana gembira.
Ketika berada di kantor:
  • Perah atau pompa ASI sesuai jadwal menyusu bayi Anda atau minimal dalam rentang waktu 3 jam.
  • Perah atau pompa ASI secara teratur sesuai dengan jadwal dan sebelum payudara Anda terasa penuh.
  • Gunakan cara yang benar untuk menyimpan dan mengangkut ASIP.
  • Pastikan bahwa pengasuh bayi Anda mengeri tata cara pemberian ASIP yang benar.
  • Minta kepada pengasuh bayi Anda untuk tidak memberikan ASIP ketika anda sudah dekat rumah.
  • Susuilah bayi Anda ketika sudah kembali pulang, pada malam hari, di akhir pekan dan setiap saat Anda sedang bersama bayi.
  • Minta dukungan sesama rekan kantor dalam upaya anda untuk terus memberikan ASI.
  • Carilah sesama ibu bekerja yang juga menyusui untuk saling tukar pendapat pengalamam dan saling mendukung.
Pelaksanaan langkah-langkah itu memang tak semudah membacanya. Tapi percayalah, dengan bekal rasa cinta terhadap anak-anak Anda, Anda akan mampu melewati tahap demi tahap, langkah demi langkah. Semua itu demi memberikan bekal yang menjadi pondasi anak-anak Anda untuk tumbuh menjadi manusia utuh dan seperti harapan sebagian besar orang tua, anak harus lebih baik dari orang tuanya.
***
Sekarang Anda sudah mendapatkan berbagai informasi dan langkah-langkah apa yang harus Anda berdua (dengan suami/istri) lakukan. Saatnya memantapkan KOMITMEN, bahwa HANYA ASI saja nutrisi terbaik untuk bayi 0-6 bulan, dan setelah bayi Anda berusia di atas 6 bulan TETAP BERIKAN ASI tanpa campuran susu lainnya dan tambahkan Makanan Pendamping ASI buatan rumah.
Semoga Anda dan pasangan Anda bisa satu kata, satu asa, dan satu langkah dalam memberikan asupan gizi bagi anak-anak Anda. Selamat berjuang wahai orang tua yang mencintai anak-anaknya.
***
Sumber:
Materi Kelas Edukasi AIMI – Breastfeeding Tips for Working Mothers, 2010
Penulis : Selvie Amalia

http://www.wishingbaby.com/orang-tua-bekerja-pun-bisa-sukses-memberi-asi-eksklusif/