Memerah ASI
“Payudara saya sudah bengkak tapi bayinya
masih tidur nyenyak, apa yang harus saya lakukan, pompa dulu atau tunggu bayi
bangun dan susui langsung?”
“Kalau asi dipompa dulu apakah nanti saat
menyusu langsung bayinya masih mendapat cukup asi?”
“Kalau sudah disusui apakah masih ada asi yang
bisa dipompa lagi?”
Pertanyaan-pertanyaan di atas kerap ditanyakan
oleh ibu menyusui (busui). Kekhawatiran akan “kosong” nya ASI di payudara
setelah dipompa sampai “terasa kosong”. Namun urusan perah-memerah asi memang
tak bisa dilepaskan dari aktivitas rutin ibu menyusui. Tak hanya bagi ibu
bekerja, memerah atau memompa ASI juga dapat berguna bagi ibu rumah tangga atau
ibu yang bekerja dari rumah sekalipun.
Manfaat memerah ASI
Banyak sekali kegunaan memerah asi, diantaranya:
- Mengurangi bengkak, sumbatan, atau stasis ASI,
- Memberi makan pada bayi yang memiliki kesulitan menyusu di payudara,
- Memberi makan pada bayi yang menolak menyusu,
- Memberi makan pada bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah atau bayi premature yang tidak bisa menyusu,
- Memberi makan bayi sakit yang tidak dapat mengisap ASI dengan cukup,
- Menstimulasi hormon prolaktin, yakni hormon yang berperan dalam memproduksi ASI,
- Mempertahankan suplai asi ketika ibu atau bayi sakit,
- Sebagai stok ASI Perah (ASIP) ketika ibu bekerja,
- Membantu bayi melekat pada payudara yang penuh atau bengkak,
- Membantu meningkatkan produksi ASI pada relaktasi atau induced lactation.
Sebagai gambaran umum yang tertuang dalam
beberapa pertanyaan umum di atas, tak ada salahnya kita simak terlebih dahulu
bagaimana cara kerja payudara dalam memproduksi ASI. Prinsip utama dalam
produksi asi adalah supply = demand. Dimana supply adalah
produksi, demand adalah permintaan. Jadi, semakin banyak permintaan ASI
kepada payudara, maka payudara akan memproduksi ASI semakin banyak juga. Apa
yang dimaksud dengan permintaan? Dalam hal ini permintaan adalah jumlah ASI
yang dikeluarkan, baik melalui cara bayi menyusu langsung dan juga diperah
(atau dipompa).
Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan,
payudara masih menyesuaikan diri antara produksi ASI dengan yang dibutuhkan
bayi. Seringkali ketidaksesuaian antara produksi ASI dan kapasitas lambung bayi
yang masih sangat kecil, seringkali menimbulkan nyeri bahkan payudara bengkak.
Setelah lewat masa ini, produksi ASI akan menyesuaikan dengan kebutuhan
(sebanyak yang disusui atau diperah).
Karena ukuran lambung bayi baru lahir masih
sangat kecil (sebesar kelereng), maka kebutuhannya sekali menyusu sangat
sedikit. Jika tidak dibarengi dengan aktivitas memerah asi secara rutin, maka
di minggu ketiga setelah melahirkan, produksi ASI akan “berkurang” sesuai
dengan yang disusui saja. Untuk itu, produksi ASI perlu
dipertahankan/ditingkatkan dengan cara diperah.
Banyak ibu juga cenderung merasa jika payudara
bengkak adalah pertanda bahwa produksi ASI melimpah. Padahal, jika payudara
sampai bengkak maka akan mengeluarkan hormon inhibitor yang berfungsi
menghambat produksi ASI. Maksudnya “baik”, untuk mencegah payudara agar tidak
lebih bengkak dan menimbulkan penyakit lanjutan. Namun, hal tersebut
menghalangi pabrik ASI untuk memproduksi lebih banyak ASI, karena pabrik ASI
masih penuh.
Apa yang perlu dilakukan? Pertama, ketika bayi
tidur lama (lebih dari 2 jam) adalah segera perah atau pompa ASI-nya. Jangan
tunggu sampai payudara bengkak atau sampai bayi terbangun. Memerah ASI
tidak akan membuat bayi kekurangan ASI pada saatnya nanti disusui. Justru
dengan melakukan ini payudara akan membaca sebagai double demand karena
diperah dulu dan juga beberapa saat kemudian disusui langsung. Keuntungannya,
produksi ASI jelas akan semakin meningkat.
Payudara tidak akan pernah benar-benar kosong.
Kemampuan aktivitas “memerah dan memompa” dalam mengosongkan payudara tidak
lebih efektif dibanding dari bayi mengeluarkan ASI dari payudara dengan
menyusu langsung. Malah, bayi yang paling lapar sekalipun hanya mampu
mengosongkan payudara paling banyak 70% saja. Jadi tidak perlu khawatir
kehabisan ASI di payudara jika melakukan aktivitas memerah dan menyusui dalam
waktu yang berdekatan, bahkan bersamaan.
Begitupun jika bayi keburu bangun dan harus
segera menyusui. Setelah selesai menyusui, ibu bisa dapat segera memerah ASI
lagi. Hal ini berguna untuk mengosongkan payudara setelah bayi menyusu
langsung, karena kapasitas lambung bayi yang masih kecil, sehingga belum
optimal dalam mengosongkan payudara. Selain mencegah payudara menjadi bengkak,
kegiatan ini juga merupakan cara efektif untuk semakin memperbanyak produksi
ASI ibu.
Merangsang Hormon Oksitosin
Memerah ASI dapat lebih efektif jika ibu terlebih
dahulu merangsang hormon oksitosin sebelum memerah. Oksitosin yang telah
terangsang, secara kasat dapat dirasakan ketika kita merasakan LDR (let down
reflex) atau yang disebut dengan refleks semburan asi, ketika asi mengucur
keluar begitu saja dari payudara disertai rasa “nyuut” atau ngilu pada
payudara.
Cara mudah merangsang hormon oksitosin antara
lain:
- Ibu memerah ASI di tempat yang tenang, duduk nyaman, sendirian atau bisa dengan teman atau keluarga yang mendukung
- Mendekap bayi dalam keadaan kontak kulit jika memungkinkan
- Melihat foto atau video bayi
- Mendengarkan suara bayi
- Mencium bau tubuh bayi (dari bajunya)
- Minum air hangat
- Mengompres payudara dengan air hangat atau mandi dengan air hangat
- Merangsang puting susu (menarik lembut, memutar, mengilik-ngilik dari balik bra)
- Memijat atau mengusap payudara dengan ringan
- Meminta seseorang untuk memijat punggungnya atau melakukan pijat oksitosin
- Melakukan tehnik hypnobreastfeeding, tehnik pernafasan untuk relaksasi, atau tehnik visualisasi dengan menutup mata kemudian membayangkan asi nya mengalir deras bagaikan air mancur
Cara-cara praktis di atas dapat dilakukan setiap
kali memerah asi, baik itu saat bersama bayi maupun saat meninggalkan bayi.
Apapun itu, tak perlu khawatir kekurangan asupan bagi bayi jika payudara sudah
terlebih dahulu diperah atau dipompa. Justru, akan memperbanyak produksi ASI
dengan sering-sering memerah dan memompa.
Jadi, memerah dan memompa bukan pilihan, tapi
dapat dilakukan secara beriringan, bahkan bersamaan. Happy breastfeeding
(aimi/elvira)